Apakah saya lebih beriman dari mereka?

 Dulu, awal saya pindah ke ibukota, banyak hal yang terjadi di ibukota yang menurut saya nyeleneh dan tidak sewajarnya. istilahnya culture shock ya. Contoh hal-hal yang menurut saya aneh diantaranya adalah saya melihat perempuan berjilbab tetapi merokok, atau teman saya yang postingan instagramnya religius tetapi di platform media sosial lain dia posting sedang dugem, ada juga teman saya muslim tetapi memelihara anjing.

Nah hal-hal tersebut membuat saya sibuk menghakimi, setiap postingan saya komentari dan saya sibuk membahas kelakuan orang-orang yang menurut saya nyeleneh itu dengan keluarga terdekat saya. Lambat laun saya menyadari sepertinya bukan orang-orang itu yang nyeleneh, tapi mungkin saya yang katrok ya. Saya pindah dari satu lingkungan yang budayanya berbeda kemudian pindah ke ibukota yang berisi orang-orang dengan background dan tingkah berbeda

Saat itu saya merasa bahwa saya ini lebih beriman dari mereka, saya lebih "benar" dari mereka semua. Disinilah saya belajar, bahwa apa yang tampak belum tentu apa yang terjadi. Mungkin orang-orang yang saya hakimi beribadah lebih rajin dari saya, bersedekah lebih besar dari saya, atau mereka beriman dan yakin kepada Allah lebih baik dari saya. Sementara saya sibuk menghakimi mereka dan sibuk membuang waktu mereview apa yang mereka lakukan

Tidak masalah sebenarnya menghakimi asalkan disimpan dalam hati saja dan jangan berubah sikap, karena kitapun belum tentu benar di mata orang lain. berusaha menjadi manusia lebih baik setiap harinya, itu saja cukup

Tidak ada komentar:

Posting Komentar