Kesehatan mental tanggung jawab siapa?

 Setahun terakhir ini orang2 mulai aware dengan kesehatan mental, jadi mulai banyak lah yang bikin IG story dengan caption healing 😁

Sebenernya menjaga kesehatan mental itu tanggung jawab siapa? Saya saat ini bekerja sebagai cool leee di perusahaan swasta, jadi saya bahas kesehatan mental di lingkungan pekerja. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab terganggungnya kesehatan mental (sumber https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13552/Kesehatan-Mental-di-Lingkungan-Kerja.html)
1. Komunikasi dan sistem manajemen yang buruk
2. Tujuan organisasi dan tugas-tugas yang kurang jelas
3. Rendahnya dukungan kepada dan antar pegawau
4. Jam kerja tang terlalu mengikat hingga menggangu kehidupan pribadi
5. Terbatasnya ruang berekspresi
6. Eksklusivitas keputusan atau kesempatan berpartisipasi hanya pada segolongan pegawai saja
7. Penugasan yang tidak tepat bagi kompetensi individu pegawai
8. Perisakan antar pegawai

Menjawab pertanyaan diatas yang paling bertanggung jawab atas kesehatan mental adalah diri sendiri, artinya kita harus memahami diri kita sendiri, kebutuhan jiwa kita dan bagaimana cara memenuhinya. Karena jika mental kita sehat, gelombang gangguan dalam bentuk apapun kita tidak akan terganggu karena fully aware dengan diri sendiri

Beberapa hal yang bisa dicoba untuk menjaga kesehatan mental 

1. Membiasakan pola hidup sehat
Saya sendiri sedang mulai berupaya hidup sehat dengan olahraga dan makan secara terkontrol, tapi      godaannya itu kalau sedang bisnis trip, itu kuliner melambai2 minta dicoba, segala oleh2 diborong,        daaan selalu tidur telat. Tapi once balik ke rumah langsung diupayakan untuk back on track sih. Ada     tambahan bonus yang saya rasakan, dengan berolahraga itu kadang2 saya dapat ide2 yang pop up di   kepala, entah ide itu tentang urusan rumah, urusan anak atau urusan kerjaan. jadi kadang2 ditengah2 gowes saya akan berhenti dan put notes di hp saya sebelum ide2 itu menguap

2. Meningkatkan skill
 Tentang hal ini saya juga sudah pernah coba, jadi ceritanya diakhir 2020 tiba2 muncullah ide di kepala saya untuk meneruskan pendidikan, apalagi setelah lihat temen2 yang lain nerusin sekolah sambil kerja bisa dan Pak Su juga mendukung 100%, selain itu anak sudah gede kan. nah akhirnya apply lah saya di salah satu universitas negeri di Indonesia, boleh dibilang Ivy leaguenya Indonesia lah ya. Setelah test alhamdulillah dinyatakan lulus, but wait itu bukan challenge sebenarnya. Setelah pengumuman, mulailah penerimaan mahasiswa baru dilakukan online sebelum periode matrikulasi. Naah ini dia challenge sebenarnya, jadi karena ini level pendidikannya S2, systemnya itu banyakan diskusi artinya saya sudah harus baca bahan dan memahami (helloo saya lulusan S1 angkatan jadul, angkatan sheila on 7 baru debut wkwk) ga update lah ya dengan system perkuliahan, dan angkatan barengan saya ini anak2 new blood, baru lulus berapa tahun, energinya kaya kelinci energizer. Gimana rasanya jadi emak2 turun mesin dua kali bergabung di squad kaya gitu, i tell you mual2 tiap kali mau kuliah. Jadi matrikulasi itu ada 4 mata kuliah, tiap mata kuliah itu bahannya 2 buku, tiap buku tebelnya sampe 300 lembar berbahasa inggris. Kuliahnya di weekend start malam sabtu jam 7 malem sampe jam 10 malam, lanjut sabtu jam 8 pagi sampe jam 7 malam. Ngebul gak tuh otak!  jadi ceritanya jalan sebulan, everything is ancur2an, masih bisnis trip ke lapangan, baca email sampe jam 11 malem, lanjut baca buku, tidur ga sampe 5 jam. At the end saya angkat bendera putih gan hehehehe, kelar perjuangan saya. buat teman2 yang kuliah sambil kerja, two thumbs up anda semua pejuang tangguh

3. Meminta pertolongan
Masing2 individu itu berbeda, jadi jika orang lain mampu melakukan sesuatu hal belum tentu kita bisa, comparation is the thief of joy. Jadi jika merasa tidak sehat secara mental, cari pertolongan!

4. Berpikiran terbuka
poin 4 ini termasuk secara sadar menerima diri sendiri apa adanya, bukan berarti tidak memperbaiki diri ya, istilahnya itu accept your flaw. ga kalah penting juga mengisi emotional savingmu, jika emotional savingmu full, kamu happy dengan diri sendiri, apapun yang terjadi di luar ya kamu tetep jadi diri kamu sendiri

Kata pepatah jawa, kudu biso rumongso, ojo rumongso biso. yen kaliren madango 😁

Have a nice weekend, ayo turuuu


Konsisten itu berat juragan!

Dulu, saya pernah berjanji pada diri sendiri bahwa saya akan all out di setiap kesempatan, akan melakukan effort terbaik dalam setiap hal. Tetapi yang saya tidak tahu, bahwa konsisten dan persistent itu butuh tenaga dan somehow makin kesini makin ada umur jadi upaya untuk tetap maksimal di setiap kesempatan itu jadi berat. 

Misalkan upaya konsisten dengan schedule pagi, review kerjaan sendiri sebelum kerjaan team. endingnya start buka laptop pagi langsung checking kerjaan team, kerjaan sendiri malah jadi ke handle malem, dan ini makin lama makin dragging. Sampe akhirnya saya paksakan kembali ritme seperti biasa, dan itu butuh effort, bangun pagi itu kepala sudah penuh rencana, mau ini itu. Daan lagi-lagi, namanya perempuan, agenda banyak, cita-cita banyak tapi waktu mepet. udahlah sekian hehehe

Seperti nulis di blog ini, dulu saya pengennya konsisten tiap minggu bikin tulisan, awalnya masih semangat tuh eh lama-lama terkubur dengan aktivitas, dan puncaknya saya ga posting apapun dalam beberapa tahun, ini parah banget.

Konsistensi itu bisa membantu kita mencapai goal besar, karena konsistensi itu seperti kita mengayuh sepeda, akhirnya akan sampai juga tapi kita butuh melakukannya terus menerus. Hobi baru yang sedang saya coba setahun terakhir ini bersepeda, yaa kurang lebih sama dengan yang diposting di media sosial, tetapi sepeda saya ga sekeren itu ehe. Nah pelajaran konsistensi saya terapkan dalam hal bersepeda, dulu awalnya saya paling jauh bersepeda itu 7 Km, dan itu berasa udah olahraga banget, ternyata makin sering dilakukan makin banyak perbaikan. Ga ngos2an lagi sepedaannya, kaki gak lemes, postur mulai bener dan speed mulai meningkat. The good news is, sekarang saya mulai terbiasa bersepeda dengan jarak 30 - 40 Km, ini luar biasa buat saya sendiri. cita-citanya sih sepedaan dengan jarak up to 100 Km, semoga tercapai

Kita semua bisa setting goals, dan split dalam goals yang kecil dan do-able. coba lakukan secara konsisten, insyaAllah tercapai goalsnya (ini menasehati diri sendiri juga)

So have a nice weekend folks