Lebaran tidak lagi menarik

 Hari ini umat muslim di Indonesia merayakan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, sejak menikah saya selalu merayakan idul fitri di rumah mertua. Dulu hari lebaran selalu exciting untuk saya, karena akan ada moment saya bertemu dan berkumpul dengan keluarga saya maupun keluarga suami, dan menurut saya berkumpul dengan keluarga adalah salah satu cara kita collecting emotional saving

Bapak saya meninggal tahun 2012, saat itu boleh dikatakan lebaran mulai menurun kadar exciting saya, apalagi ketika ibu meninggal 2019, hilanglah sudah semangat saya merayakan lebaran. Kalau memungkinkan untuk saya bekerja di hari lebaran, saya akan lebih pilih bekerja di hari itu sampai kelelahan dan tertidur

Bukan saya tidak ikhlas menerima kepergian orang tua, tetapi entah bagaimana, lebaran tidak lagi menarik untuk saya. Sepi dan hampa

Tahun kemarin ada kejadian yang kurang mengenakkan terjadi kepada saya dengan keluarga suami, sudah lah saya sudah kurang tertarik untuk merayakan lebaran, ditambah lagi dengan kejadian tersebut, asli mati rasa sudah. Hari ini pun saya lalui dengan datar, ya saya berkumpul dengan keluarga suami, tetapi tidak ada lagi kehangatan yang saya rasakan, saya hanya ingin momen berkumpul ini segera berlalu

Coba tanyakan kepada teman2 mu yang sudah ditinggal pergi orang tuanya, apakah lebaran masih menarik untuk mereka?

Akhirnya saya gunakan sisa waktu hari ini untuk olahraga dan bekerja, terima kasih diriku sudah mampu menahan diri melewati hari lebaran ini, puk puk diri sendiri. kamu hebat!

I'm the man

Di Indonesia masih menjadi common practice bahwa perempuan hidupnya akan lebih baik jika menemukan pasangan hidup yang baik, bahwa pernikahan dipercaya sebagai cara untuk meningkatkan derajat

Pendapat tersebut tidak sepenuhnya salah tapi tidak sepenuhnya benar juga, menurut saya kita semua, laki-laki maupun perempuan seharusnya berupaya menjadi versi terbaik dirinya agar menjadi seseorang pribadi yang dewasa dan utuh untuk pasangannya. Sebagaimana ajaran islam, bahwa kita diajarkan untuk mencari pasangan yang sekufu, apa arti sekufu? sekufu artinya sepadan, sesuai dan seimbang, agar dalam hubungan pernikahan menjadi sakinah mawaddah warahmah, karena semuanya berawal dari sekufu

contoh gampangnya, saya bukan penghafal alquran, jika saya menginginkan untuk menikah dengan penghafal al quran setidak nya saya harus mulai belajar secara serius mengenai hafalan Alquran, dan mungkin setelah menikah saya harus siap dengan konsekuensi waktunya akan tersita banyak untuk menghafal dan menjaga hafalan Alquran

Untuk saya, lebih mudahnya sih, kita berusaha sebaik2nya menjadi versi terbaik, percaya saja Allah akan mengirimkan pasangan dalam versi terbaiknya untuk kita

Jika dulu ibu saya memberi nasihat, jadilah perempuan terampil agar nantinya bisa menikah dengan laki-laki terpelajar, cerdas dan kaya, maka sebaliknya saya berusaha menjadi terpelajar, cerdas dan (cukup) kaya. so i'm the man ibuk

Tentang ibu

 Jika kamu diberi kesempatan bertemu dengan ibumu yang saat ini seumuran dengan kamu apa yang akan kamu sampaikan?

Aah dapat pertanyaan seperti ini jleb sekali ya, jadi langsung mikir panjang dan dalam, menerawang mengingat semuanya. Ibu saya meninggal tahun 2019, ibu saya melalui masa2 motherhood nya penuh perjuangan, dan salah satu penyesalan saya adalah saya merasa belum cukup membahagiakan ibu saya

Jadi ini yang mau saya sampaikan padamu ibu

Ibu, ibu adalah ibu luar biasa, ibu hanya lulusan SMP tapi ibu bisa membesarkan 7 anak dan menjadikan anak2 ibu menjadi orang-orang yang kuat, tidak gampang mengeluh, tidak menye-menye dan tetap baik kepada orang orang yang sudah menyakiti

Ada satu ucapan ibu yang membekas di hatiku, jadilah orang pintar yang dibayar karena kemampuan otaknya bukan ototnya, karena orang yang dibayar kemampuan otaknya akan dapat bayaran lebih tinggi dari orang yang dibayar karena kemampuan ototnya

Ibu, kalau ibu kecewa dengan bapak jangan dipendam, sampaikan perasaanmu karena laki-laki itu tidak peka bu, bapak tidak tahu ibu marah kecuali ibu tidak mau shalat berjamaah, barulah bapak tahu kalau ibu sedang marah

Ibu, kalau keluargamu menyakitimu menangislah, berbagi duka dengan kami anakmu, karena banyak cerita kecewamu yang kami baru tahu setelah engkau berpulang dan ini meninggalkan penyesalan yang dalam karena kami tahu disakiti orang-orang terdekat itu sangat menyakitkan

Ibu, terima kasih untuk semuanya, untuk keyakinannya bahwa kami semua bisa berhasil mandiri tidak bergantung pada orang lain dan untuk semua doamu yang mulai terjawab

Tangerang, 26 Dec 2023

Tanda tanda menua

Haaa kelahiran 80 an relate lah tanda-tanda menua yang mulai dialami, yessss blurry eyes, kalo maghrib badan rasanya sakit, tidur ga bisa nyenyak, simply kita menua bestie

2 minggu lalu saya meeting bi weekly, meetingnya cukup penting dan saya harus menyimak presentasi, tau gak presentasi yang dishare di layar berjarak ga sampe 10 meter ga kebaca sama sekali .......*nangis di pojokan, saya dari dulu paling anti pake kacamata, bukan karena biar dikira matanya sehat, enggaaak sama sekali, saya itu orangnya lupaan, kalo pake kacamata bisa dibayangin lah bakal kelupaan terus. kalo kepala bisa dilepas mungkin juga bakal kelupaan naruh dimana

Endingnya akhirnya sama misua dianterin lah ke dokter mata buat cek mata, alhamdulillah yaa cylinder 0,75 dan akhirnya pesen lah kacamata. amazingly setelah pake kacamata saya ngaca daaan astaghfirullah itu pori2 kenapa gede banget, lhaaa setelah kacamata kebutuhan bergeser ke skincare hahahah

Tanda tanda nyata menua adalah mulai konsisten olahraga dan bangga banget bisa olahraga, kalau bisa di story berulang2 lah itu strava nya, obrolan sama teman juga seputar olahraga, ah elah wkwk

Jadi demikian lah tanda tanda menua saya ya, terima kasih sudah baca postingan gak guna ini

Mendito

 2 minggu yang lalu terjadi hal yang cukup membuat hidup saya berhenti sesaat, No saya tidak sedang sekarat, tetapi masalah itu membuat saya memikirkan kembali keberadaan saya di dunia ini. Masalahnya cukup pelik, menguras waktu dan energi setiap orang yang terlibat di dalamnya dan masalah ini melibatkan banyak sekali orang di dalamnya.

Dalam kondisi emosi, seringkali kita kehilangan kontrol terhadap apapun yang akan kita lakukan, kita cenderung mengikuti ego hanya agar pihak yang berseberangan dengan kita mengakui kebenaran versi kita, tetapi jarang sekali kita berpikir apakah tindakan yang kita lakukan menyakiti diri sendiri bahkan menyakiti manusia lain. Dalam kondisi emosi, mudah sekali kita terbutakan oleh situasi, dari kondisi kita terdzolimi menjadi mendzolimi, Naudzubillahi min dzalik

Sedikit yang kita tahu bahwa emosi akan membakar amalan kita seperti api yang membakar kertas, hanya sekejap kemudian hilang dan habis tidak bersisa, akhirnya bekal akhirat kita, tabungan amal kita kembali kosong

Dalam kondisi emosi, usahakan sebisa mungkin untuk diam, tidak berucap apapun, tidak bertindak apapun dan dekatkanlah diri kepada Allah. Karena tidak semua hal mampu kita selesaikan, tidak semua hal mampu kita jelaskan, tindakan ini yang dalam istilah jawa disebut Mendito. Mendito itu intinya kita memisahkan diri dari riuhnya dunia, menarik diri untuk dapat memahami diri sendiri lebih dalam dan ini sangat membantu kita memahami esensi permasalahan yang kita alami. Dengan mendito kita punya waktu untuk mencerna apa yang sesungguhnya terjadi pada akhirnya kita akan menemukan akar permasalahannya.

Karena pada akhirnya hidup itu sementara, kita tidak bisa mengontrol segala hal di luar diri kita. pilihannya kita bereaksi dan mau dimanipulasi hal yang mendatangi kita termasuk masalah atau kita mau menarik diri sebentar dan menyelami pikiran kita sendiri, menimbang2 tindakan kita lebih banyak manfaatnya atau mudharatnya, simpelnya seperti melihat diri sendiri tapi dari kacamata orang lain, karena kita kita emosional kita itu menyatukan diri dengan perasaan marah, ketika kita mengambil jeda, kita melihat lagi apa yang membuat kita marah, menalar lagi perasaan marah dan itu sangat membantu

Saya mencoba mempraktekan ini dan menurut saya, ini menenangkan hati saya, semua masalah tidak langsung selesai tentunya, tapi saya punya kelapangan hati untuk menerima yang terjadi. Setidaknya ketika kita mampu memahami diri kita, kita mampu mengendalikan diri dalam melewati permasalahan hidup kita

Tangerang, Syawal 1444 H

Lampu teplok dan tagihan listrik musholla

 Saya mendapatkan cerita ini dari seseorang yang menurut saya inspiratif, bukan sosoknya tetapi ceritanya

Ceritanya teman saya ini dilahirkan di lingkungan yang sederhana dan religius. Sholat wajib sebisa mungkin dilakukan di musholla, ayahnya mendidiknya dengan ajaran agama yang kuat. Salah satu yang diajarkan adalah sebisa mungkin tiba di musholla sebelum imam memulai shalat jamaah, jadi sudah ada di musholla sebelum imam takbiratul ihram. 

Suatu waktu, teman saya ini shalat maghrib di musholla seperti biasanya, tetapi karena saat itu imam sudah memulai shalat teman saya ini terburu-buru masuk mushala tanpa disadari kepalanya menyundul lampu teplok, yang belum tau lampu teplok saya share di foto dibawah ini, lampu teplok ini menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakarnya. Karena jaman dulu belum ada lampu emergency, maka lampu teplok inilah yang berfungsi menjadi lampu emergency jika terjadi mati listrik. Singkat cerita, karena kepala teman saya ini menyundul lampu teplok, yang terjadi sesuai ekspektasi kita, lampu teplok jatuh, minyak tanah tumpah dan berantakan. Saat itu teman saya sangat ketakutan dan kebingungan, yang ada di pikirannya bagaimana mengganti lampu teplok ini, karena kondisi keluarganya pun hidup serba berkekurangan. 

Sejak saat itu teman saya tidak lagi shalat dimushala dengan berbagai alasan, sampai akhirnya tiba saatnya merantau. Beberapa tahun merantau, tiba saatnya teman saya kembali ke kampung halaman, dan kejadian lampu teplok pecah tersebut sudah lama terlupakan. Tetapi teman saya bertekad sebisa mungkin menggantinya. Surprisingly, teman saya shalat di mushala yang sama, mem foto Kwh meter milik mushala dan sejak saat itu teman saya diam-diam membayar tagihan rekening listrik mushala setiap bulannya, menurutnya tindakannya ini membuat hatinya tenang karena sudah memperbaiki kerusakan yang ditimbulkannya dulu. btw, teman saya meminta saya berjanji untuk tidak menceritakan hal ini kepada siapapun, tetapi saya sudah ijin untuk memposting cerita ini di blog saya karena menurut saya ini inspiratif untuk saya.

MasyaAllah begitulah Allah memberikan hikmah atas suatu kejadian, hikmah yang tidak serta merta hadir ketika sesuatu hal terjadi, tetapi bertahun tahun kemudian. Semoga Allah mudahkan langkah kita semua menuju kebaikan, mendapatkan hikmah Ramadhan, diberikan usia untuk bertemu Ramadhan tahun depan dan mendapatkan keberkahan Idul Fitri

Kudus, Ramadhan 1444 H



Apakah saya lebih beriman dari mereka?

 Dulu, awal saya pindah ke ibukota, banyak hal yang terjadi di ibukota yang menurut saya nyeleneh dan tidak sewajarnya. istilahnya culture shock ya. Contoh hal-hal yang menurut saya aneh diantaranya adalah saya melihat perempuan berjilbab tetapi merokok, atau teman saya yang postingan instagramnya religius tetapi di platform media sosial lain dia posting sedang dugem, ada juga teman saya muslim tetapi memelihara anjing.

Nah hal-hal tersebut membuat saya sibuk menghakimi, setiap postingan saya komentari dan saya sibuk membahas kelakuan orang-orang yang menurut saya nyeleneh itu dengan keluarga terdekat saya. Lambat laun saya menyadari sepertinya bukan orang-orang itu yang nyeleneh, tapi mungkin saya yang katrok ya. Saya pindah dari satu lingkungan yang budayanya berbeda kemudian pindah ke ibukota yang berisi orang-orang dengan background dan tingkah berbeda

Saat itu saya merasa bahwa saya ini lebih beriman dari mereka, saya lebih "benar" dari mereka semua. Disinilah saya belajar, bahwa apa yang tampak belum tentu apa yang terjadi. Mungkin orang-orang yang saya hakimi beribadah lebih rajin dari saya, bersedekah lebih besar dari saya, atau mereka beriman dan yakin kepada Allah lebih baik dari saya. Sementara saya sibuk menghakimi mereka dan sibuk membuang waktu mereview apa yang mereka lakukan

Tidak masalah sebenarnya menghakimi asalkan disimpan dalam hati saja dan jangan berubah sikap, karena kitapun belum tentu benar di mata orang lain. berusaha menjadi manusia lebih baik setiap harinya, itu saja cukup