Bukan saya tidak bersyukur

 Saya bukannya tidak bersyukur, tapi pekerjaan ini sudah menggerogoti kewarasan saya. Ya, saya sakit hati atas pembiaran orang-orang yang tidak capable untuk tetap bekerja, di dalam job description saya tidak dijelaskan mengenai kewajiban saya harus berurusan dengan orang orang-orang yang tidak capable

Segala hal yang tidak efisien itu impact kepada pemborosan, dan yang paling menyebalkan adalah kita harus memperbaiki kerusakan2 yang ditimbulkan oleh orang2 ini. Gak, saya gak bisa terus menerus positive thinking mengenai ini, terus menerus harus memaafkan, berlapang dada. Apa? karena menjadi leader artinya harus menjadi pelayan? servant leader? saya sadar sekali being leader is being a servant, tetapi yang kita layani ini paham tidak yang mereka butuhkan? diberikan yang dibutuhkan kok tidak paham cara menggunakannya? jadi saya harus terus sabar saja?